Udang Windu disebut juga dengan nama lain Giant Tiger (udang macan raksasa, semacam udang macan hitam, semacam udang pemimpin, sugpo dan semacam udang rumput) yakni suatu binatang maritim, binatang berkulit keras yang secara luas dibesarkan untuk masakan. Distribusi yang alami di Pasifik barat Indonesia, berkisar antara pantai Afrika, dari Semenanjung Arab hingga Asia Tenggara, dan Laut Jepang. Mereka dapat juga didapatkan di Australia, dari Austria timur, dan sejumlah kecil mempunyai koloni di Laut Tengah lewat Terusan Suez. penyeberangan populasi lebih lanjut di Hawaii dan Lautan Atlantik tergolong Amerika Serikat (Florida, Georgia dan South Carolina).

Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Penaeidae
Genus : Penaeus
Spesies : Penaeus monodon
Dilihat dari bentuk tubuh udang windu terdiri dari dua bab ialah bagian depan dan bab belakang kepingan depan disebut bagian kepala yang bahu-membahu terdiri dari bab kepala dan dada yang menyatu itu dinamakan kepala-dada (cepholothorax) serta bagian perut (abdomen) terdapat ekor dibagian belakangnya.

Bagian kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau Carapace. Bagian depan meruncing dan melengkung membentuk aksara S yang disebut cucuk kepala atau rostrum. Pada bagian atas rostrum terdapat 7 gerigi dan kepingan bawahnya 3 gerigi untuk P monodon.

Bagian kepala lainnya adalah sepasang mata bermacam-macam (mata facet) bertangkai dan mampu digerakkan, ekspresi terletak pada bab bawah kepala dengan rahang (mandibula) yang besar lengan berkuasa, sepasang sungut besar atau antena, dua pasang sungut kecil atau antennula, sepasang sirip kepala (Scophocerit), sepasang alat pembantu rahang (Maxilliped), dan lima pasang kaki jalan (pereopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketiga bercapit yang dinamakan chela. Pada bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang.
Bagian tubuh tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama yang lain dihubungkan oleh selaput tipis. Ada lima pasang kaki renang (pleopoda) yang menempel pada ruas pertama hingga dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas keenam, kaki renang mengalami pergantian bentuk menjadi ekor kipas (uropoda). Di antara ekor kipas terdapat ekor yang meruncing pada kepingan ujungnya yang disebut telson. Organ dalam yang dapat diperhatikan yaitu usus (intestine) yang bermuara pada anus yang terletak pada ujung ruas keena.
Udang jantan dan udang betina dapat dibedakan dengan menyaksikan alat kelamin luarnya. Alat luar jantan disebut petasma, yang terdapat pada kak renang pertama. Sedangkan lubang terusan kelaminnya terletak diantara pangkal kaki jalan ke-4 dan ke-5. Sedangkan lubang akses kelaminnya terletak diantara pangkal kaki jalan ke-3. Alat kelamin primer yang disebut gonad terdapat didalam potongan kepala dada. Pada udang jantan yang arif balig cukup akal gonad akan menjadi testes yang berfungsi sebagai penghasil mani (sperma).

Sedangkan pada udang betina gonad akan menjadi ovarium (indung telur) yang berfungsi untuk menciptakan telur dan Ovarium yang telah matang akan meluas sampai ke ekor. Sperma yang dihasilkan oleh udang jantan pada waktu kawin akan dikeluarkan dalam kantung mirip lender yang dinamakan spermatophora (kantung sperma). Dengan santunan petasma, spermatophora dilekatkan pada thelicum udang betina bertelur spermatophora akan pecah dan sel-sel spermanya akan membuahi telur di luar tubuh induknya.
Udang mempunyai sifat nocturnal artinya udang aktif bergerak dan mencari makan pada situasi yang gelap atau redup kalau sinar terlalu cerah udang akan diam berlindung di dasar perairan oleh alasannya itu udang perlu diberi pakan lebih banyak pada sore hari dan malam hari sedangkan ketika siang yang cerah hanya sedikit pakan yang diperlukan. Udang windu lebih senang tinggal di dasar perairan (bentik) atau menempel pada sesuatu benda di dalam air jenis ini pun peka terhadap kondisi dasar tambak yang kotor dan bau yang mengakibatkan udang lekas putus asa.
Umumnya udang dan semua bangsa krustasea bersifat kanibal, yaitu memangsa sesama jenis yang lebih lemah kondisinya misalnya udang yang sedang dalam proses ganti kulit seringkali dimakan oleh udang lain. Udang berukuran lebih kecil disantap oleh udang besar khususnya bila dalam keadaan kurang makan. Udang berganti kulit secara periodik pada proses ganti kulit tubuh udang berkesempatan untuk bertumbuh besar secara kasatmata. Udang muda lebih sering ganti kulit dibandingkan dengan udang renta sehingga udang muda lebih cepat meningkat ketimbang yang renta.

Pada waktu masih benih, udang bersifat euryhaline yang sangat tahan terhadap fluktuasi kadar garam oleh alasannya itu udang windu dapat dipelihara di tambak dengan kadar garam bervariasi. Dari kisaran salinitan 3 – 5 promil di tambak yang jauh dari bahari sampai dalam tambak dekat bahari berkadar salinitas 20 – 30 promil. Di tambak yang basah dangkal daya tahan terhadap goncangan suhu juga cukup besar. Di malam hari suhu dapat menjangkau 22 °C atau dibawah 25 °C tetapi di siang hari khususnya ekspresi lebih banyak didominasi kemarau mungkin suhu sering mencapai 31 °C meskipun demikian udang windu tetap dapat meningkat dengan cukup baik (Suyanto dan Takarina, 2009).
Habitat udang berlainan-beda tergantung dari jenis dari standar hidup dari tingkatan-tingkatan dalam daur hidupnya. Udang windu (P. monodon) bersifat euryhaline merupakan bisa hidup di bahari yang berkadar garam tinggi hingga perairan payau yang berkadar garam rendah. Udang windu(P. monodon) juga bersifat benthik, yakni hidup pada permukaan dasar maritim yang lumer (soft) terdiri dari adonan lumpur dan pasir utamanya perairan berupa teluk dengan pedoman sungai yang besar dan pada stadium post larva didapatkan di sepanjang pantai dimana pasang terendah dan tertinggi berfluktuasi sekitar 2 m dengan pemikiran sungai kecil, dasarnya berpasir atau pasir lumpur.
Golongan hewan ini bersifat diesis (ada jantan dan betina) dan pembuhan berlangsung di dalam tubuh betina (fertilisasi internal). Telur menetas menjadi larva yang sungguh kecil, berkaki tiga pasang dan bersilia. Untuk mampu menjadi dewasa, larva binatang akan mengalami perubahan kulit (ekdisis) berkali-kali.

Udang windu yang telah sampaumur akan memijah dilaut lepas, sedangkan udang muda (juvenile) bermigrasi dari laut lepas ke kawasan pantai. Di alam, udang arif balig cukup logika kawin dan memijah pada kolom perairan lepas pantai (kedalaman kurang lebih 70 m) bagian selatan, tengah dan utara Amerika dengan suhu 26–28°C dan salinitas ±35 ppt. Setelah telur-telur menetas, larva hidup di maritim lepas mejadi pecahan dari zooplankton. Saat stadium post larva mereka bergerak ke tempat erat pantai dan perlahan-lahan turun ke dasar di tempat estuari dangkal. Perairan dangkal ini mempunyai kandungan nutrient, salinitas dan suhu yang sungguh bervariatif dibandingkan dengan maritim lepas.
Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Udang_windu
https://nurhasanblogger.wordpress.com/2015/02/17/klasifikasi-dan-morfologi-udang-windu/
https://www.academia.edu/10917962/2._TINJAUAN_PUSTAKA_2.1_Klasifikasi_dan_Morfologi_Udang_Windu_P._monodon
Sumber Gambar : Google Picture
Tag Post : udang windu. harga udang windu, gambar udang windu, ciri ciri udang windu, nama latin udang windu, udang windu disebut juga dengan, udang windu besar, budidaya udang windu, udang windu laut, warna pundak udang windu ialah, harga udang windu 2020, resep udang windu, olahan udang windu, udang windu harga, pakan udang windu, udang windu yakni, udang windu hidup di air, habitat udang windu, morfologi udang windu, pembagian terstruktur mengenai udang windu