Kamis, 21 Oktober 2021

Ikan Mujair (Oreochromis Mossambicus)

Ikan mujair yang juga ikan ekonomis penting dan dikenal cukup luas oleh masyarakat di Indo Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus)
Ikan mujair yang juga ikan irit penting dan dikenal cukup luas oleh penduduk di Indonesia. Ikan ini sekilas sungguh menyerupai dengan ikan nila alasannya yaitu masih saudara dekat yakni satu genus Oreochromis. Ikan mujair berasal dari Afrika dan secara alami banyak didapatkan di sungai - sungai di kawasan Mozambik dengan warna debu-bubuk, coklat atau hitam. Pertama kali di Indonesia ditemukan oleh bapak Mujair di muara sungai Serang pantai selatan Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Nama ilmiahnya ialah Oreochromis mossambicus dan dalam bahasa Inggris dikenali selaku Mozambique tilapia atau kadang kala secara tidak tepat disebut "Java tilapia"

Klasifikasi Ilmiah :

Kerajaan : Animalia
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Species : Oreochromis mossambicus

Ikan mujair mempunyai bentuk badan seperti torpedo berukuran sedang dengan panjang total maksimum yang bisa diraih yakni sekitar 40 cm. Bentuk badannya pipih dengan warna hitam, keabu-abuan, kecoklatan atau kuning. 

Sirip punggungnya (dorsal) mempunyai 15-17 duri (tajam) dan 10-13 jari-jari (duri berujung lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 9-12 jari-jari.



Sumber : http://carabudidaya.com
Ikan ini memiliki toleransi yang besar kepada kadar garam/salinitas. Jenis ikan ini mempunyai kecepatan kemajuan yang relatif lebih singkat, tetapi sehabis cukup umur percepatan pertumbuhannya akan menurun. 

Sebagai ikan introduksi, mujair pertama Kali ditemukan di tempat Blitar selatan. Nama mujair diberikan selaku penghargaan kepada bapak Mujair yang pertama kali menemukannya pada tahun 1939. Di Indonesia Mujair merupakan ikan yang dibudidayakan di kolam air tawar dan di tambak air payau. 

Di habitat aslinya, mujair banyak didapatkan hidup liar di aneka macam perairan air tawar, mulai dari danau, waduk, situ, rawa maupun sungai. Selain itu, mujair juga dapat didapatkan di air payau mirip di tambak atau muara sungai. 

Kemampuan hidup di air payau tersebut sangat dimungkinkan sebab mujair mempunyai toleransi yang besar kepada aneka macam tingkat salinitas air. Bahkan, masuknya ikan ini ke Indonesia disangka terjadi melalui bahari (Samudera. Hindia), kemudian masuk ke perairan payau di selatan Jawa (Blitar). 

Kriswantoro dan Sunyoto,(1986) menuliskan, Ikan mujair hidup di sekeliling dasar perairan dan permukaan perairan laut, termasuk ikan pelagis yang mengkehendaki perairan bersalinitas tinggi, suka hidup secara bergerombol baik diperairan pantai maupun dilepas pantai.



Sumber : http://www.jengker.com
Mujair juga sungguh peridi. Ikan ini mudah berbiak pada umur sekitar 3 bulan, dan sehabis itu mampu berbiak setiap 1½ bulan sekali. Setiap kalinya, puluhan butir telur yang sudah dibuahi akan ‘dierami’ dalam ekspresi induk betina, yang memerlukan waktu sekitar seminggu sampai menetas. Hingga beberapa hari setelahnya pun verbal ini tetap menjadi tempat derma anak-anak ikan yang masih kecil, sampai anak-anak ini disapih induknya. 

Dengan demikian dalam waktu beberapa bulan saja, populasi ikan ini mampu berkembangsungguh pesat. Apalagi mujair cukup gampang menyesuaikan diri dengan aneka lingkungan perairan dan kondisi ketersediaan kuliner. 

Tidak mengherankan jikalau ikan ini dianggap invasif dan menyebabkan aneka macam masalah baru di perairan yang didatanginya, mirip halnya di Singapura, dan di California Selatan, Amerika Serikat. Tidak luput pula ialah banyak sekali waduk dan danau-danau di Indonesia yang 'ditanami' ikan ini, mirip contohnya Danau Lindu di Sulawesi Tengah. 

Mujair tergolong ikan pemakan segala (omnivore) yang mempunyai sifat rakus terhadap pakan. Pakan terutama merupakan lumut-lumutan, tanaman air, serta serangga dan hewan kecil mirip cacing.





Referensi :
mesti di isi/search?q=ikan-nila
http://www.warintek.ristek.go.id/perikanan/air%20tawar/mujair.pdf
http://dc271.4shared.com/doc/mmJBHm27/preview.html