Ikan Sidat Anguilla spp termasuk ke dalam famili Anguillidae dan dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan banyak nama tempat. Beberapa nama kawasan tersebut antaara lain ikan uling, masapi, moa, lumbon, larak, lubang, gateng denong, mangaling, lara, luncah, sigili dan ikan pelus (Jawa). Dalam bahasa inggris disebut Giant mottled Eel. Di dunia terdapat 350 jenis ikan sidat, 6 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Namun demikian ada 2 jenis yang sering dibudidayakan, yaitu sidat kembang (Anguilla marmorata) dan sidat anjing (Anguilla bicolor).

Klasifikasi Ilmiah
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Subkelas : Neopterygii
Division : Teleostei
Ordo : Anguilliformes
Famili : Anguillidae
Genus : Anguilla
Species : Anguilla spp
Nelson (1994)
Tubuh sidat berbentuk bulat memanjang, sekilas ibarat belut yang dijumpai di areal persawahan. Salah satu huruf/bab tubuh sidat yang membedakannya dari belut yakni keberadaan sirip dada yang relatif kecil dan terletak sempurna dibelakang kepala sehingga seperti menyerupai daun pendengaran sehingga dinamakan pula belut bertelinga.

Pergerakan ikan sidat sangat tergantung pada liak-liuk tubuhnya yang panjang dan licin. Tubuh ikan sidat deselubungi lendir dan mempunyai sisik kecil berupa panjang, dan tersusun tegak lurus pada poros panjangnya. Susunan sisik ini lazimnya membentuk gambar mozaik seperti anyaman billik.
Panjang badan ikan sidat beragam tergantung jenisnya yakni 50-125 cm. Ketiga siripnya yang mencakup sirip punggung, sirip dubur dan sirip ekor menyatu. Selain itu terdapat sisik sungguh kecil terletak dibawah kulit pada sisi lateral. Perbedaan diantara jenis ikan sidat mampu dilihat antara lain dari perbandingan antara panjang preanal (sebelum sirip dubur) dan predorsal (sebelum sirip punggung), struktur gigi pada rahang atas, bentuk kepala dan jumlah tulang belakang.
Ikan sidat berkembang diperairan tawar (sungai dan danau) sampai meraih akil balig cukup nalar setelah itu ikan sidat sampaumur akan beruaya ke laut dalam untuk melaksanakan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan meningkat dan berangsur-angsur terbawa arus keperairan pantai. Ikan sidat yang mencapai stadia elver akan beruaya dari perairan maritim ke perairan tawar lewat muara sungai.
Ruaya Anadromus larva ikan sidat (elver) berhubungan dengan ekspresi secara umum dikuasai. Diperkirakan ruaya larva ikan sidat mulai pada awal musim hujan, akan namun pada informasi terkini tersebut aspek arus sungai dan kondisi bulan sangat mensugesti intenssitas ruayanya.
Daur hidup ikan sidat dibagi menjadi 3 fase merupakan :
1. Fase hidup di laut, merupakan pada dikala telurnya menetas menjadi larva (leptocephali) berbetuk mirip pita transparan.
2. Fase hidup di tempat estuari, dimana larva sudah berkembang menjadi elver atau "glass eel" dengan ciri-ciri tubuh masih tembus pandang. Pada fase ini larva aktif bermigrasi dari laut dalam ke tempat estuaria atau muara sungai mencari salinitas yang lebih rendah, pada fase ini pigmentasi mulai berkembang.
3. Fase hidup di sungai untuk tumbuh menjadi induvidu pandai balig cukup logika.
Dalam siklus hidupnya, sehabis berkembang dan berkembangdalam waktu yang panjang di perairan tawar sidat cukup umur yang lebih diketahui yellow eel berganti menjadi silver eel (matang gonad) dan berikutnya silver eel akan bermigrasi ke perairan laut dalam untuk memijah.
Stadia perkembangan ikan sidat Anguillid eel lazimnya sama, baik tropic maupun yang berada pada kawasan empat animo (temperate), merupakan stadia leptocephalus, stadia metamorfosis, stadia glass eel atau elver, yellow eel dan silver eel (sidat sampaumur matang gonad).
Sidat memijah pada zona lapisan tengah dimana memiliki karakteristik temperature optimum 20 derajat celsius dan salinitas tinggi. dalam tempo 2-10 hari telur tersebut menetas. Larva tersebut masih berupa menyerupai pita transparan. Stadia ini disebut leptocephali.
Jumlah telur yang dihasilkan kurang lebih 3 juta telur perkilogram berat induk betinanya. Temperature dan salinitas sangat berpengaruh mensugesti migrasi ikan ke sungai. Elver akan memilih kurun dimana terjadi perbedaan temperature air sungai dan temperatur air maritim yang paling kecil. Factor lingkungan yang lain yang berpengaruh yakni pasang surut, angin, sinar matahari.
Larva ikan sidat hidup pada lingkungan yang memiliki karakteristik fisik sebagai berikut: suhu, benih ikan sidat setempat, A. marmorata berkembang baik pada suhu berkisar antara 29-31 derajat celcius, salinitas untuk pertumbuhan ikan sidat ialah 0-3 ppt. oksigen terlarut (DO) sekurang-kurangnyayang dapat ditolelir oleh ikan sidat berkisar antara 3-4 ppm dan pH maksimal untuk perkembangan ikan sidat yakni 7 - 8.

pada ekosistem aslinya, ikan sidat termasuk dalam strata binatang karnivora pada rantai masakan. Diperairan lazim ikan sidat menyantap banyak sekali jenis binatang utamanya organisme benthik menyerupai crustaceae (udang dan kepiting), polichaeta (cacing, larva chironomus) dan larva bivalvia serta gastropoda. Ikan sidat aktif melaksanakan acara makan pada ketika malam hari atau nocturnal.
Referensi :
mesti di isi/search?q=mengenal-ikan-sidat-lebih-dekat
http://mazara30.wordpress.com/2012/06/03/160/