Selasa, 19 Oktober 2021

Kepiting Bakau (Scylla Sp)

Kepiting Bakau ialah salah satu komoditas perikanan kelompok Crustacea yang hidup di perairan pantai, utamanya di hutan-hutang bakau (Mangrove). Pada awalnya kepiting bakau hanya dianggap hama oleh petani tambak, alasannya sering menciptakan kebocoran pada pematang tambak. Tetapi sehabis mempunyai nilai ekonomis tinggi, maka keberadaanya banyak di buru dan di tangkap oleh nelayan untuk penghasilan tambahan dan bahkan telah mulai dibudidayakan secara tradisional di tambak.

Jumlah jenis kepiting yang termasuk dalam keluarga Portunidae di perairan indonesia diperkirakan lebih dari 100 spesies. Portunidae merupakan salah satu keluarga kepiting yang memiliki pasangan kaki jalan dan pasangan kaki ke lima berbentuk pipih dan melebar pada ruas yang terakhir.

Keluarga portunidae meliputi kepiting bakau (Scylla sp) dan rajungan (Portunus, Charypdis dan Talamita. Namun, kepiting yang paling banyak di peroleh di pasaran ialah kepiting bakau.

Kepiting bakau mempunyai beberapa spesies antara lain Skylla serrata, Scylla tranquebarica, dan Skylla oceanica dengan klasifikasinya selaku berikut :
Sumber http://deviansouisa.blogspot.com
Klasifikasi Ilmiah

Phyllum : Anthropoda
Class : Crustacea
Ordo : Decapoda
  Famili : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies : Scylla sp 

Kepiting bakau (Scylla sp) mempunyai ciri-ciri morfologi merupakan memiliki ukuran lebar kerapas lebih besar dari pada ukuran panjang tubuhnya dan permukaannya agak licin. Pada dahi antara sepasang matanya terdapat enam buah duri dan disamping kanan dan kirinya masing-maasing buah sembilan buah duri.

Kepiting bakau jantan mempunyai capit yang mampu meraih dua kali lipat dari pada panjang kerapasnya. Sedangkan kepiting bakau betina relatif lebih pendek. Salain itu, kepiting bakau juga memilliki tiga pasang kaki jalan dan sepasang kaki renang. 

Kepiting bakau jantan di tandai dengan abdomen kepingan bawah berupa segitga meruncing, sedangkan kepiting bakau betina, bentuk abdomennya melebar.

Kepiting jantan dan betina

Menurut Moos et al. (1985), Genus Scylla tergolong dalam sub-famili portunidae dengan ciri-ciri ; panjang pasangan kaki jalan lebih pendek dari capit, pasangan kaki terakhir berbentuk dayung.

Siklus hidup kepiting bakau sehabis telur dibuahi dan telur lepas dari induk kepiting betina, kemudian telur menetas akan mengalami banyak sekali macam tahap yakni :

1. Larva zoea : Pada tahap zoea, berlangsung proses perubahan kulit (molting) selama 3-4 hari. pada stadium ini larva akan sangat pekaterhadap perubahan lingkungan terutama kadar garam dan suhu air.

2. Fase megalops : Pada fase ini larva masih mengalami proses molting namun relatif lebih usang yakni sekitar 15 hari. Setiap molting tubuh kepiting akan mengalami pertambahan besar sekitar 1/3 kali ukuran semula.

3. Kepiting muda : Pada fase ini badan kepiting masih mampu terus membengkak.

4. Kepiting akil balig cukup akal : Pada stadium ini selain masih mengalami perbesaran badan, karapas juga bertambah lebih besar sekitar 5 -10 mm. Kepiting cerdik balig cukup logika berumur 15 bulan bisa mempunyai lebar karapas sebesar 17 cm dan berat 200 gram.

Sumber : http://deviansouisa.blogspot.com
Bila kondisi ekologi mendukung, kepiting bisa bertahan hidup sampai menjangkau umur 3-4 tahun. sementara itu pada umur 12 -14 bulan kepiting sudah di anggap sampaumur dan mampu dipijahkan. sekali memijah, kepiting mampu menghasilkan jutaan telur tergantung ukuran induk. Di alam bebas, jumlah larva yang dapat menjadi kepiting muda sangat kecil alasannya adalah aspek lingkungan yang tidak mendukung dan banyaknya lawan alami. 

Sekali melakukan pemijahan kepiting betina bisa menyimpan sperma jantan dan bisa melakukan pemijahan sampai tiga kali tanpa perkawinan lagi. Telur kepiting yang sudah dibuahi akan menetas menjadi zoea, megalops dan kepiting muda yang alhasil menjadi kepiting remaja. 

Selama abad perkembangan, kepiting menjadi remaja akan mengalami pergantian kulit antara 17 - 20 kali tergantung kondisi lingkungan dan pakan yang mampu menghipnotis pertumbuhan.

Proses pergantian kulit pada tahap zoea berjalan lebih singkat yakni sekitar 3-4 hari, sedangkan pada fase megalops proses dan interval pergantian kulit berlangsung lebih lama ialah setiap 15 hari.






Referensi :
mesti di isi/search?q=sistematika-dan-ciri-morfologi-kepiting-bakau
http://id.shvoong.com/exact-sciences/zoology/2073877-kepiting-bakau/