Selasa, 19 Oktober 2021

Cumi Cumi (Loligo Sp.)

Cumi cumi  merupakan sumber daya ikan dari kalangan binatang cephalopoda besar atau jenis mollusca yang hidup di perairan laut. Nama cephalopoda dalam bahasa yunani bermakna "kaki kepala" hal ini alasannya ialah kakinya yang terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala. Cumi cumi tergolong hewan invertebrata ialah tdak mempunyai tulang pada tubuhnya (tidak bertulang belakang). Hewan ini mempunyai kesanggupan yang luar biasa untuk bergerak lihai alasannya adanya metode yang sungguh mempesona. Tubuhnya yang lunak diselimuti oleh lapisan pelindung tebal yang dibawahnya air dalam jumlah besar disedot dan disemburkan oleh otot-otot yang berpengaruh, sehingga dapat memungkinkan cumi cumi untuk bergerak mundur. Cumi-cumi jepang yang berjulukan todarodes pacficus, saat berpindah kawasan sejauh 1250 mil (2000 kilometer) melaju sekitar 1,3 mil/jam (2 kilomater/jam). Untuk jarak pendek dia dapat melaju sampai 7 mil/jam (11 kilometer/jam). Beberapa jenis dimengerti melampaui 19 mil/jam (30 kilometer/jam).

Klasifikasi Ilmiah :

Kerajaan : Animalia
Filum : Mollusca
kelas : Cephalopoda
Sub kelas : Coleoidae
Superordo : Decapodiformes
Ordo : Teuthida 
Sub Ordo : Myopsina 
Famili : Loliginiade
Genus : L0ligo
Spesies : Loligo sp.

Sumber : qimeo.com
Cumi-cumi mempunyai bentuk badan yang berupa pipa, kepala yang meningkat tepat, dan 10 tangan panjang di kepala yang bermangkuk penghisap. Tangan-tangan ini bermanfaat untuk menjerat mangsanya kemudian disobek menggunakan rahangnya yang memiliki pengaruh, seperti dengan paruh binatang. Cumi-cumi menghisap air lewat rongga pusat tubuhnya, rongga mantel dan memaksanya keluar lewat suatu pembuluh yang elastis yang disebut dengan sifon. Sifon terletak dibelakang tangan, dengan sifon ini yang lalu akan memancarkan air sehingga bisa mendorong cumi-cumi untuk berenang mundur.

Sirip yang terdapat pada cumi-cumi ialah 2 perluasan mantel mirip kuping yang lalu digunakannya selaku pergerakan binatang ini. Matanya tidak memiliki kelopak mata namun dia terlihat mirip mata insan.

Mata cumi-cumi
Sumber : 1 looking-news.blogspot.com
2
orgs-evolution-knowledge.net
Cumi-cumi mempunyai tiga jantung dan berdarah biru. Dua dari jantung mereka letaknye bersahabat dengan masing-masing insangnya. Dengan hal ini mereka dapat memompa oksigen ke bagian tubuh yang beristirahat dengan simpel. Cumi-cumi mempunyai pokok tata cara pernapasan senyawa tembaga , berlainan dengan insan dimana manusia mempunyai pokok tata cara pernapasan senyawa besi, yang berakibat jika terlalu tertutup pada permukaan dimana terdapat air panas,  cumi-cumi bisa mati dengan gampang karena lemas.

Hewan ini bisa hidup di air dalam selama demam isu masbodoh, dikala akan bertelur kemudian menetaskan telurnya, cumi-cumi akan berenang memasuki air dangkal. Meraka juga bisa mengganti warna tubuhnya dari coklat menjadi ungu, merah atau kuning selaku kamuflase dirinya untuk mengelabuhi dari bahaya pemangsanya.

Cumi-cumi mempunyai lapisan kulit tipis yang membantu tata cara berenang reaksi. Mereka mengapung di air dengan cara melambai-lambaikan selaput berupa mirip tirai. Lengannya, di pihak lain, memiliki kegunaan menyeimbangkan tubuh selama mengambang. Lengan-lengan juga beguna untuk mengerem menghentikan laju.

Sistem berenang reaksi cumi-cumi ternyata melaksanakan pekerjaan dengan cara dasar yang seperti dengan pesawat jet. Cara kerja tubuhnya sangatlah rumit. Pada kedua sisi kepala binatang ini terdapat lubang yang menyerupai kantung. Air akan disedot masuk melalui luabang ini menuju suatu rongga berbentuk tabung didalam tubuhnya. Kemudian dia menyemprotkan air tersebut keluar lewat pipa sempit yang terletak tepat dibawah kepalanya dengan tekanan tinggi, sehingga dengannya dia bisa bergerak cepat ke arah yang berlawanan balasan gaya reaksi.

Seekor cumi-cumi bisa mengelak dari pemangsanya dengan secepatnya lantaran pengerutan otot yang cepat. Ketika kecepatannya tidak cukup untuk melindungi dirinya, mereka menyemprotkan tinta gelap dan berwarna pekat yang di olah dalam tubunya. Tinta ini akn mengagetkan mangsa dalam beberapa detik yang cukup bagi cumi-cumi untk melarikan diri.

Sistem pertahanan dan gaya berenang reaksi pada cumi-cumi juga berguna bagi mereka selama berburu. Mereka mampu menyerang dan memburu mangsanya dengan kecapatan tinggi. Sistem saraf yang rumit mengatur pengerutan dan pengenduran yang diharapkan untuk menertibkan gaya renang reaksinya. Oleh jadinya, metode pernapasan mereka juga tepat, yang menghasilkan metabolisme badan yang tinggi yang dikehendaki untuk semburan air berkecepatan tingginya.

Cumi-cumi bukanlah satu-satunya binatang yang berenang memakai tata cara reaksi. Gurita juga memakai metode yang serupa. Meskipun demikian, gurita bukanlah peranang yang aktif, mereka banyak menghabiskan sebagian besar waktunya dengan berkeliling melintasi karang dan jurang di dasar lautan dalam.

Sumber : maskolis.blogspot.com
Cumi-cumi bersifat karnivora yang bermakna pemakan daging. Mereka hidup selaku pemangsa ikan dan binatang lainnya yang lebih kecil dari ukurannya. binatang ini menawan makanannya dengan tentakel yang lebih pendek ketika kuliner itu terenggut dengan kekuatan mirip paruh angsa. Kemudian radula membenturkan makanannya turun ke krongkongan sehingga akan turun ke perut untuk di cerna. Radula ialah pita tanduk pada pengecap.

Cumi sangat terbantu selama berburu dengan adanya adanya alat peraba (tentakel) pada mulutnya. Tentakel yang mirip cambuk ini lazimnya tetap tergulung dalam kantung yang terletak dibawah lengan-lengannya. Ketika menemukan mangsa, cumi-cumi menjulurkan tentakel untuk menyergapnya. 

Makhluk ini bergantung pada lengan-lengannya (keseluruhan berjumlah delapan) yang sudah dirancang dengan sempurna. Ia bisa dengan mudah mencabik-cabik seekor kepiting menjadi kepingan kecil dengan menggunakan paruhnya. cumi-cumi memakai paruhnya dengan begitu cekatan sehingga bisa dengan baik melunangi cangkang kepiting dan mengeluarkan dagingnya dengan gampang untuk kemudiam dia makan.

Reproduksi cumi-cumi dengan cara seksual. Pada cumi-cumi betina ia akan mengeluarkan banyak benang telur kedalam air dan cumi-cumi jantan mengeluarkan sperma. 

Dibawah kulit cumi-cumi tersusun suatu lapisan padat kantung-kantung pewarna lentur yang disebut kromatofora. Dengan menggunakan lapisan ini, mereka dapat berkamuflase yang mengganti tampilan warna kulitnya, yang tidak cuma menolong dalam penyamaran tetapi juga sebagai akomodasi komunikasi. Misalnya, cumi jantan akan menunjukan warna yang berlawanan ketika kawin dan perubahan warna saat laga dengan seekor penantang.

Saat cumi-cumi jantan sedang bercumbu dengan cumi-cumi betina, kulitnya akan berwarna kebiruan. Jika ada jantan lain yang mendekat pada saat kawin, beliau akan menandakan warna kemerahan pada separuh tubuhnya terhadap jantan lain yang datang. Merah ialah warna perayaan yang digunakan pada sewaktu menantang atau melakukan serangan.

Telur cumi-cumi memiliki permukaan lengket yang memungkinkannya menempel pada rongga-rongga atau substrat di kedalaman lautan. 

Pada biasanya cumi-cumi lazimnya berukuran sekitar 5,1 cm, namun ada jenis cumi-cumi raksasa berskala lebih dari 15 m (Architeuthis princeps). Cumi-cumi raksasa ini sering didapatkan terdampar disepanjang pantai Newfoundland.

Cumi-cumi raksasa / bintangdisurga2008.multiply.com
Cumi-cumi yang umum dikonsumsi oleh insan merupakan jenis Loligo pealei dan tersebar di perairan Laut Tengah, Asia timur dan sepanjang pantai timur Amerika Utara. Ada yang hidup bersahabat dengan permukaan air dan ada pula yang hidup di perairan dalam sekali atau palung laut.

Heteoteuthis merupakan salah satu jenis cumi-cumi perairan dalam. Ia ialah jenis cumi-cumi yang mempunyai kesanggupan memancarkan cahaya. Organ yang mengeluarkan cahaya itu terletak pada ujung sebuah juluran panjang yang menonjol di depan. Hal ini dikarenakan kejadian luminasi yang terjadi pada cumi-cumi jenis ini. Heteoteuthis menyemprotkan sejumlah besar cairan bercahaya apabila merasa dirinya terganggu. Proses ini sama mirip halnya cumi-cumi biasa yang menyemprotkan tinta.

Adapula jenis cumi-cumi terbang (Ommastrephes bartrami), yang bisa daripada ikan terbang. Hewan ini sering melompat keluar dari air, khususnya dalam cuaca buruk dan adakala terdampar di atas dek kapal nelayan.

Cumi jenis kecil tidak mengganggu manusia tetapi jenis yang besar mampu menjadi bahaya yang berbahaya bagi insan ketika menyelam. Total jenis cumi-cumi yang tersebar di seluruh belahan dunia terdapat sekitar 300 sepesies cumi-cumi yang berlawanan.

Cumi-cumi juga selaku keperluan ekonomi, alasannya adalah mereka digunakan selaku masakan, dan selaku umpan pada jaring ikan. Mereka menjadi masakan ikan kecil, crustacea dan cumi-cumi yang lain dalam perlengkapan bulat kuliner ikan lain yang besar.

Menurut data dari Food and Agricultural Organization (FAO), jumlah mollusca yang ditangkap untuk kepentingan komersial pada tahun 2002 yakni 3.173.272 ton dan 75,8% dari jumlah tersebuat yakni cumi-cumi yang di konsumsi. Bahkan cumi-cumi poligo atau jenis cumi-cumi yang kita makan, berdasarkan data US Commercial Fisheri, di tahun 2008 telah tercatat sekitar 8 juta ekor cumi-cumi ini sudah ditangkap di pesisir California. Hal ini di karenakan kandungan gizi yang baik untuk manusia, ialah selenium, riboflavin dan vitamin B12, serta tinta cumi-cumi yang juga bisa dipakai untuk menghalangi kanker.



Cumi-cumi bercahaya
Sumber : 1 gunjingan-setiap-saat.blogspot.com
2
science.lintas.me
3
betal-boyz.blogspot.com

Cumi-cumi terbang
Sumber : 1 diditrizali.blogspot.com
2
kabehpedia.blogspot.com
3
rimanews.com





Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Cumi-cumi
http://ikanmania.wordpress.com/2007/12/31/mengenal-cumi-cumi/
http://www.wpi.kkp.go.id/?p=936