Rabu, 20 Oktober 2021

Ikan Betutu (Oxyeleotris Marmorata)

merupakan salah satu jenis ikan air tawar Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata)
Ikan Betutu merupakan salah satu jenis ikan air tawar. Bila pernah menyaksikan ikan ini, nyaris mampu ditentukan tak akan terlupa. Ikan ini memang memiliki penampilan sungguh khas sehingga gampang diingat. Dengan ketahanannya berjam-jam tanpa bergeser dari tempatnya. Betutu mempunyai nama lokal yang sungguh bermacam-macam, ialah bloso, ikan malas, ndeso (Jawa); bakut, betutuk, belutu, ikan hantu (kalimantan); bakut, beluru, bakutut (Sumatera); ikan hantu, batutu, ubi, ketutu, belantok (Malaysia); pla bu sai (Thailand); ca bong tuong (Vietnam); marbled goby, sand goby (nama internasional); soon hock (Cina). Nama yang paling populer yaitu betutu, sekaligus dipakai sebagai nama resmi dalam dunia perikanan, bahkan sudah menjadi nama kormesialnya.

Klasifikasi ilmiah:

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Superkelas : Pisces
Ordo : Perciformes
Subordo : Gobiodea
Genus : Oxyleotris
Spesies : Oxyeleotris marmorata (Bleeker)

Sepintas dilihat, paras ikan betutu cukup seram. Bentuk mukanya cekug dengan ujung kepala picak (gepeng). matanya yang besar mencolokke luar dan dapat digerak-gerakan. ekspresi lebar, tebal, dengan gigi-gigi kecil dan tajam. ini yang membuat ikan betutu disebut ikan hantu.

zonaikankita.blogspot.com
Dr. F. Koumans, hebat identifikasi ikan berkebangsaan Balanda, Menjabarkan ciri-ciri betutu merupakan tubuhnya memanjang serpihan depan silindris dan bab belakang pipih; panjang total 5-6 kali dari tinggi badan; kepala gepeng, panjangnya 1/4-1/3 dari panjang total, moncong meruncing, rahang bawah lebih kedepan dari pada rahang atas, gigi terdiri dari bebrapa deret, pada deret terluar ukurannya lebih besar, beberapa gigi mirip taring (tidak mempunyai taring yang terang). Sisiknya kecil-kecil dan teratur rapi. Sebagian besar tubuhnya diselimuti sisik ctenoid, sedangkan penggalan kepala, tengkuk dan dada ditutupi sisik cycloid. Sisik kepala terdapat di atas moncong, pipi, dan tutup insang. Ukuran sisik pada tutup insang sedikit lebih besar dibandingkan sisik pada bab lainnya.

Tubuh betutu berwarna kecokelatan hingga gelap dengan bercak-bercak hitam menyebar. Bagian atas tubuh lebih gelap, sementara bab bawahnya jelas. Pada bab bawah terdapat tanda berwarna merah muda. Tubuh kepingan belakang ditandai oleh tiga garis melintang tak beraturan berwarna merah. Pola warna ini sering dipakai untuk membedakan jenis kelamin. Tubuh ikan betina lazimnya lebih gelap dari pada yang jantan.

Sejauh yang pernah ditemukan, betutu mampu menjangkau panjang total 70 cm dengan berat 5 kg. Namun, ikan ini telah mulai remaja atau bisa mencapai matang gonad pada ukuran 200 g, sementara ukuran konsumsi lazimnya antara 300-1.000 g/ekor.

Habitat betutu tersebar luas, mencakup perairan-perairan tawar di tempat beriklim tropis atau subtropis. Betutu menyenangi tempat yang arusnya hening dan agak berlumpur mirip rawa, danau, atau muara sungai. ikan ini gemar sekali membenamkan dirinya di dalam lumpur. Tempat-daerah yang banyak tumbuhan airnya juga digemari selaku daerah berlindung dan sekaligus tempat melangsungkan pemijahan. 



Betutu tersebar di daerah Asia tenggara seperti Thailand, Kamboja, Vietnam, Singapura, Malaysia, Filipina, Indonesia, hingga kepulauan Fiji dan Pasifik. Di Indonesia, Penyebaran betutu meliputi beberapa daerah berikut:

Sumatera : Palembang, Muara Kompeh, Gunung Sahilan, Jambi, Danau Kota, Sungai Si Russu, Enggano (Bua-Bua), Riau, dan Lampung.
Kalimantan : Banjarmasin, Sintang, Montrado, Batu Pangal, Smitau, Danau Baram, Danau Jempang, Pontianak, Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Mahakam, Serawak, Kinabatngan, Lahad Datu, dan Tenom.
Jawa : Sungai-sungai yang bermmuara ke maritim Jawa, misalnya Cisadane, Citarum (Waduk Saguling dan Cirata).

Di Jawa Barat, pada awalnya betutu belum diketahui oleh penduduk di sekeliling Waduk Seguling. Ikan ini mulai tertangkap di perairan tersebut pada permulaan tahun 1987. Penyebaranya disangka berasal dari para petani yang berupaya memeliharanya dalam keramba di pedoman sungai citarum. Akibat seringnya banjir yang melanda sungai ini dengan simpel menyebar dan berkembang biak di seluruh perairan Waduk Seguling. 

Betutu hidup baik di perairan tawar. Biasanya pada daerah-kawasan berarus tenang, berlumpur, pada kedalaman kira-kira 40 cm. Ikan ini hidup didasar perairan, cuma sekali-sekali saja muncul ke permukaan. Tempat agak gelap, terlindung di balik mengintip mangsa. Jika hari menjelang malam betutu sering menyembulkan moncongnya di atas permukaan air, di sekeliling tempat persembunyiannya.

Sifat yang paling mencolokdari ikan ini yakni pemalas. Tabiatnya memang malas bergerak. Saking malasnya, bisa berjam-jam betutu hanya diam di tempatnya, tanpa bergeser sedikitpun. Jika ada yang menjamah tubuhnya atau ada mangsa didekatnya, barulah betutu akan bergerak cepat kemudian berhenti dengan tiba-datang. 

Dengan susila seperti itu, untuk mencari makan pun betutu merasa enggan. dia cuma menanti dan manakala perutnya merasa lapar, barulah betutu akan menyambar ikan-ikan kecil yang melintas di depannya. Setelah kenyang, dia kembali membisu lagi. Ikan yang bertampang mirip gabus ini ternyata tidak sekedar diam di kawasan, tetapi juga tidur. Oleh kesudahannya, cukup beralasan jikalau disebut juga selaku sleeper gorby, (si tukang tidur).

enclaveconservation.com
Betutu terlihat lebih agresif di malam hari. Ikan ini akan terlihat mengintip mangsa bila malam sudah menjelang. Demikian pula dalam hal berkembang biak. 

Betutu merupakan pemangsa yang sungguh rakus. Ikan ini dapat mengkonsumsi mangsa seberat bobot tubuhnya setiap hari. Meskipun demikian, sesuai tabiatnya yang malas, ikan ini cuma melulu menanti mangsa melalui di dekatnya. Untuk itu dia memakai jurus membisu seperti benda mati hingga tiba potensi menyambar mangsanya.

Jenis kuliner yang disantapnya berganti dengan bertambahnya umur. Ikan dewasa umumnya memangsa ikan lain, undang-udangan (crustacea), dan serangga air (insekta). Sementara juvenilnya yang masih muda memakan kutu air (Dapnia, Cladocera, Copepoda), jenti-jentik serangga, dan rotifera. Pada stadia larva, betutu juga memakan plankton nabati (ganggang) dan plankton hewani berskala renik.

Ikan Betutu dikenal selaku ikan yang suka kawin. Pemijahannya tidak memedulikan demam informasi dan bisa berlangsung sepanjang tahun, tiga sampai empat kali dalam setahun. kemampuan memijah umumnya meningkat pada dikala demam isu hujan. Periode pemijahan relatif pendek, mungkin alasannya ukuran telur-telur yang ada di dalam gonadnya hampir seragam. Ikan ini menentukan waktu malam hari sebagai saat yang tepat untuk melangsungkan perkawinan. Namun, di siang hari pun mereka kadang-kadang tak segan-segan memijah.

Dalam perkawinannya, induk betina akan melekatkan telur telurnya pada substrat yang ada. Bersamaan dengan itu, sang jantan akan terus mendampinginya sambil melepaskan spermanya untuk membuahi telur tersebut. Peristiwa pembuahanya terjadi di dalam air (di luar tubuh). Telur yang sudah dibuahi berkembang menjadi embrio dan akan menetas kira-kira 2-3 hari kemudian. Dalam sekali pemijahan, induk betina sanggup melepaskan telur hingga 40.000 butir.






Referansi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Betutu
Ujang Komarudin A. K., "Betutu", Jakarta, Penebar Swadaya, 2000
Sumber Gambar : Google Pictures