
Predator ialah binatang pemangsa yang secara sengaja maupun tidak sengaja masuk ke areal budidaya ikan dan memangsa ikan budidaya. Predator biasanya mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dari mangsanya, walaupun ada pula yang berukuran lebih kecil, tetapi biasanya mempunyai senjata yang mematikan mirip bisa, racun dan sejenisnya. Jenisnya mampu berbentukikan yang lebih besar, binatang air jenis lain, hewan darat dan banyak sekali macam serangga air.
1. Ikan gabus
Ikan gabus ialah predator yang memangsa benih ikan dan ikan sampaumur. Untuk menangkal masuknya gabus ke kolam, pada dikala persiapan kolam, dasar kolam mesti benar-benar keirng hingga retak-retak. Pada kanal pendapatan air dipasang saringan ijuk yang rapat agar benih dan telur gabus tidak masuk ke dalam kolam. Gabus memangsa ikan di permukaan air sehingga keberadaannya gampang di ketahui. Jika di dalam kolam telah terdapat ikan gabus, maka mesti secepatnya ditangkap dengan cara dipancing memakai umpan ikan hidup dan anak kodok (bancet)
Pada demam isu kawin, ikan gabus jantan dan betina berafiliasi mempersiapkan sarang di antara tetumbuhan di tepi air. Anak-anak ikan gabus berwarna jingga merah bergaris hitam, berenang dalam golongan yang bergerak bersamna-sama untuk mencari kuliner. Kelompok muda ini dijaga oleh induknya. Ini merupakan ketika yang paling baik untuk menangkap gabus dari kolam dengan memakai serok.
Beberapa jenis herbal memiliki daya racun untuk memberantas ikan hama, namun bersifat ramah lingkungan. Herbal mampu digunakan pada ketika persiapan kolam. Jenis herbal tersebut antara lain: akar tuba (rotenone) pada takaran 10 kg /ha, biji the (saponin) pada dosisi 150 -200 kg /ha, atau tembakau (nikotin) pada dosisi 200 – 400 kg / ha.
2. Yuyu dan kepiting
Yuyu dan kepiting merupakan predator di bak pembenihan dan pendederan ikan, khususnya pada budidaya air tawar. Jenis kepiting yang paling merugikan adalah kepiting sawah dan kepiting sungai. Yuyu dan kepiting memangsa benih dengan cara menangkap benih dengan kedua capitnya.
Yuyu dan kepiting bisa dikendalikan dengan cara memberantas secara eksklusif, yakni menangkap dan membunuh di luar dan di lubang-lubang pematang dengan menggali lubang dan yang tertangkap langsung dimatikan. Bekas lubang ditimbun dengan tanah atau kerikil hingga padat kembali. Menaburkan sekam padi ke dalam lubang-lubang yuyu dan kepiting biar keluar dan pindah ke tempat lain
3. Belut dan ular
Belut dan ular memangsa puluhan hingga ratusan ekor benih ikan per hari. Belut hidup sepenuhnya di air bareng ikan yang dipelihara, bersembunyi di dasar bak yang berlumpur atau menciptakan lubang di pematang kolam. Sebagai binatang nocturnal, belut aktif mencari makan di malam hari. Cara mencegahnya dengan menjaga kebersihan lingkungan bak untuk menghidandari hama ular. Sebaiknya pematang kolam dibentuk dari beton atau tembok untuk menghindari belut bersarang Perlu juga dilaksanakan pengontrolan hama ular pada malam hari. Jika ditemukan ular pemangsa ikan segera dimatikan. Jika di dalam kolam telah terdapat belut, maka mesti secepatnya dipancing menggunakan umpan hidup berupa ikan kecil atau anak kodok (bancet)
4. Burung
Burung pemangsa ikan biasanya berburu secara berkelompok. Adapun jenis burung yang menjadi hama ikan merupakan burung kuntul dan burung blekok. Cara pencegahan sebaikanya melakukan pengawasan terhadap eksistensi koloni burung. Melakukan pengusiran bila melihat kehadiran burung. Mengurung unit perkolamamn secara lengkap dengan sistem jarring. Metode ini cukup efektif untuk unit yang berskala kecil, namun sangat mahal untuk unit perkolaman berukuran besar. Membuat penghalang dari bamboo dan diberi rumbai / tali pita yang menatulkan cahaya di atas kolam. Atau dengan menyingkirkan dahan / ranting pohon di sekeliling kolam.