
Ikan ini disebut orang Australia dengan nama Hump Head Maori Wrasse, sebab pecahan mukanya mempunyai guratan-guratan yang menyerupai dekorasi tampang orang Maori. Di Indonesia sendiri, ikan napoleon juga mempunyai banyak nama lokal yang berlawanan antara satu tempat dan lainnya. Masyarakat di Kepulauan Natuna dan sekitarnya menamai ikan ini ikan Mengkait atau Ketipas. Di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta dan Sulawesi ikan ini dinamai ikan Maming (seperti di Philipina). Di wilayah Bangka dan Belitung ikan ini diberi nama ikan Siomay (Seperti di China). Di Kepulauan Derawan ikan ini diketahui dengan nama lokal Bele-bele. Di Kepulauan Karimun Jawa ikan ini dinamai ikan Lemak, sedangkan di Nunukan dan Tawau ikan ini dinamai ikan Licin.

Klasifikasi Ilmmiah :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Super kelas : Pisces
Kelas : Actynopterygii
Ordo : Perciformes
Sub Ordo : Percoidea
Famili : Labridae
Genus : Cheilinus
Spesies : Cheilinus undulatus
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Super kelas : Pisces
Kelas : Actynopterygii
Ordo : Perciformes
Sub Ordo : Percoidea
Famili : Labridae
Genus : Cheilinus
Spesies : Cheilinus undulatus
Ciri khas ikan napoleon yakni memiliki dua garis diagonal berwarna biru atau kehitaman di belakang matanya dan dua lagi agak miring menghadap ke arah kepingan paling atas bibir. Pada ikan sampaumur mempunyai tonjolan dibagian dahinya yang mau makin mencolokseiring dengan bertambahnya usia, dan memiliki bibir yang padat dan tebal dengan sepasang gigi yang keras. Ikan betina berwarna ke bubuk-abuan, merah atau coklat yang pudar, parasnya memiliki guratan-guratan unik. Guratan-guratan tersebut berwarna krem (kuning susu) yang saling tumpang tindih pada penggalan atas lisan, kemudian meluas ke atas tubuh dan seberang ujung sirip dada.
Badannya berwarna hijau cerah dan di bab ekornya berwarna ke biru-biruan. Sisik tubuh sungguh besar, ditepi sisik-sisiknya terdapat garis vertikal berwarna krem kehitaman. Ikan jantan condong berwarna hijau terang atau ke biru-biruan dengan teladan garis-garis berlekuk di serpihan kepala dan potongan depan dari tubuhnya.
Sirip punggung berduri keras, jumlah 9 buah yang terdapat sepanjang punggung, pada tempat vorheat (dahi) terdapat benjolan tebal, tempat preoper dan operculum bersisik halus, sisik dada besar, halus bertipe sikloid, tiap sisik terdapat garis-garis bertipe radier (melintang) dan pada garis kemajuan terdapat pigmen melanin dan guanin yang berwarna hijau dan biru, linea lateralis tunggal lurus, atau kadang terputus. Ekor besar dan tidak bercabang, panjang tubuh menjangkau 180-250 cm dengan berat 150-250 kg. Sehingga ikan ini tergolong kategori berukuran besar.

Ikan Napoleon merupakan salah satu ikan karang besar yang hidup pada kawasan tropis. Kehidupan binatang ini biasanya sama dengan ikan karang lain yang hidup secara soliter. Para penyelam lazimnya memperoleh ikan ini berenang sendiri pada tempat sekitar karang. Dan lazimnya sungguh jinak dengan para penyelam. Ikan ini biasanya tidak terganggu dengan acara para penyelam. Kebiasaan hidup sendiri pada kedalaman tertentu menciptakan binatang ini sangat ditunggu oleh para penyelam untuk menyaksikan atau bahkan memotret hewan ini.
Ikan napoleon mempunyai dua habitat yang berlawanan sesuai dengan fase usia ikan ini. Perbedaan tersebut lebih kepada problem dangkal atau dalamnya perairan tempat tinggal atau habitat ikan tersebut. Sepanjang hidup ikan napoleon mulai dari penetasan, juvenil hingga remaja, selalu berasosiasi dengan terumbu karang atau di habitat- habitat yang berdekatan terumbu karang, mirip padang lamun (seagrass beds) dan mangrove.
Ikan napoleon yang berusia muda (juvenile) hidup pada kedalaman ± 2-3 meter. Benih-benih ikan tersebut hidup di paparan terumbu yang dipenuhi oleh karang keras (hardcoral) dari genus Acropora dan Porites dan karang lunak (soft coral) dari jenis Sacrophyton spserta flora maritim yang lain mirip algae (macroalgae) dan lamun (seagrass) dari jenis Enhalus acoroides. Benih-benih ikan tersebut berasosiasi dengan karang bercabang (branching coral) dari marga Acropora yang dijadikan habitat pada bab bawah atau pangkal cabang yang di tumbuhi macroalgae.
Macroalgae yang disenangi oleh benih ikan napoleon yaitu dari genus Turbinaria. Juvenil yang berukuran 3- 20 cm atau lebih ditemui di tempat terumbu di dalam goba (mendiami tempat goba) dengan karang yang subur (inner reef), utamanya dari karang bertanduk dan Acropora spp, perairan yang keruh di terumbu karang, perairan dangkal berpasir akrab goba dan tempat mangrove yang berdekatan dengan terumbu karang.
Berbeda dengan anakan, induk atau ikan napoleon cukup umur biasanya hidup pada tempat-daerah yang dalam, mereka menggemari hidup di tepi lereng terumbu yang curam (outer reef slopes) pada kedalaman 1-60 m atau di tebing-tebing karang (reefs drop-offs), dengan kedalaman hingga lebih dari 100 meter. Ikan napoleon juga menggemari hidup di perairan yang berarus kuat dan sedikit bergelombang dengan habitat yang mempunyai kerikil vulkanik yang ditumbuhi biota karang. Susunan kerikil-batu vulkanik tersebut membentuk rongga- rongga yang mirip goa-goa kecil di bawah laut. Goa-goa kerikil tersebut merupakan tempat ikan napoleon terpelajar balig cukup akal bersembunyi jikalau dalam kondisi terancam.

Secara biasa mampu disampaikan bahwa ikan napoleon mampu hidup di perairan dengan kondisi karang yang cukup baik, dengan tutupan karang hidup berkisar antara 50 sampai 70 % dan kecerahan (visibilitas) ±15 hingga 20 meter. Ikan napoleon biasa hidup pada lereng-lereng terumbu, dimana rataan dibawahnya banyak ditemui gorgonian dari kelompok akar bahar (Rumpella sp.) dan cambuk maritim (Juncella sp.)
Ikan napoleon diketahui menyebar pada wilayah terumbu karang antara perairan Samudera Hindia belahan barat sampai wilayah Indo-Pasifik. Berdasarkan catatan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) (CITES, 2004), napoleon dikatakan berada dalam 48 daerah jurisdiksi negara dan teritori. Indonesia tergolong negara yang paling dominan sebagai wilayah penyebaran ikan napoleon di dunia.
Ikan napoleon tergolong penjabaran top predator, menduduki posisi tertinggi dalam rantai makanan dengan jenis kuliner yang sungguh beraneka ragam. Termasuk diantaranya yaitu moluska (golongan gastropoda dan pelecypoda), crustacea, echinodermata dan ikan (khususnya jenis ikan gobi dan moray eel). Ikan napoleon juga sungguh terkenal selaku pemangsa mahkota bintang berduri atau crown-of-thorn, Acanthaster plancii
Sebagai binatang yang menempati posisi tertinggi dalam contoh rantai kuliner, ikan napoleon memegang peranan yang cukup penting dalam mempertahankan keseimbangan pada ekosistem karang.
Cara makan ikan napoleon yakni dengan membongkar karang mati dengan gigi besarnya untuk mencari siput dan cacing-cacingan yang terkubur. Mereka gemar sekali makan kerang-kerang yang berskala besar mirip Triton. Ikan ini sanggup memecahkan cangkang kerang-kerangan tersebut dengan gampang untuk diambil dagingnya. Bunyi gerusan mulutnya dikala makan, sungguh menawan bagi para penyelam sehingga diibaratkan mirip sekelompok belum dewasa yang sedang mengkonsumsi kembang gula. Kadang-kadang juga ikan besar ini mengasah giginya pada karang massif (padat) sehingga meninggalkan bekas ukiran yang menakjubkan.
Salah satu masakan utama dari ikan napoleon merupakan mahkota bintang berduri. Beberapa peneliti meyakini bahwa ikan napoleon juga secara aktif memakan telur dari mahkota bintang berduri. Oleh sebab itu keberadaan ikan napoleon dinyatakan sebagai salah satu key stone species. Jika jumlah populasi ikan napoleon berkurang, habitat terumbu karang diduga akan mengalami ledakan populasi mahkota bintang berduri.

Ikan napoleon tergolong ikan jenis sequential hermaphrodite, ialah memiliki jenis kelamin tertentu pada awal kehidupannya hingga umur tertentu, berikutnya melakukan perubahan kelamin. Pada dilema ikan napoleon, ia termasuk dalam klasifikasi hermaphrodite protogynous, ialah mempunyai kelamin betina pada umur muda (hingga ukuran berat sekitar 1 kg), selanjutnya berkelamin jantan sepanjang sisa hidupnya. Hal ini menyusahkan dalam penentuan ukuran ikan yang boleh ditangkap.
Ikan napoleon memijah secara berpasangan dalam kelompok kecil (2 – 5 pasangan), namun bisa juga terjadi dalam kelompok (agregasi) yang relatif besar (> 5 pasang). Lokasi pemijahan lebih diminati reef-promentory (ujung tanjung terumbu karang yang memungkinkan terjadinya arus ke arah luar atau maritim lepas. Setelah fase pembuahan, info siklus hidup ikan ini tidak banyak dikenali hingga hadirnya ikan-ikan muda di pinggir karang.
Setelah pembuahan, telur ikan napoleon akan menyebar, dibawa arus dan menetas menjadi larva planktonik (fase larva planktonik tidak diketahui). Ketika mencapai ukuran 8 – 11 mm, larva menetap di dasar perairan pada atau sekitar terumbu karang. Larva ini paling banyak didapatkan pada 4 (empat) jenis karang keras (Acropora spp., dan Porites cylindricus) serta jenis karang lunak Sarcophyton sp. Beberapa peneliti memperoleh larva fase ini juga melekat pada tumbuhan lamun jenis Enhalus acoroides. Ikan juvenile sering bermigrasi diantara habitat hutan bakau, lamun dan terumbu karang. Ikan sampaumur berada pada terumbu karang belahan luar, utamanya pada potongan akses (reef channel) yang terbuka eksklusif dengan laut lepas.
![]() |
Napoleon muda yang dibudidayakan dalam media pembesaran di keramba https://lpsplsorong.wordpress.com/ |
Jika proses bertelur dilaksanakan secara pasangan, yang jantan merencanakan daerah bertelur pada seonggok karang atau watu yang menyolok. Dari sini ia menawan minatbetina yang melalui, yang kira-kira bisa memberi keinginan. Caranya, di atas kandidat pasangan dia bergerak ke atas dan ke bawah dan menggetarkan tubuhnya sembari berenang kembali. Kalau siap mendapatkan pinangannya, si betina akan membalasnya dengan memberi sinyal ke ikan jantan yang meminangnya. Dengan besar hati si betina melengkungkan tubuhnya membentuk abjad “S” sembari mempertontonkan perut buncitnya yang berisi telur. Mereka kemudian bertelur dalam suatu gerakan naik turun secara cepat ke permukaan. Proses bertelur ini berjalan singkat dalam suatu hari, tergantung pada keadaan setempat. Di areal dengan arus pasang surut yang berdampak, bertelur terjadi cuma sesudah puncak pasang naik, keadaan yang ideal untuk memindahkan telur ke luar terumbu karang.
Beberapa pengamatan menunjukan bahwa pemijahan juga sungguh dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain isu terkini, bulan jelas atau gelap (lunar phase), suhu air, contoh arus dan geomorpologi dan topografi perairan yang ada di lokasi tertentu. Kondisi perairan (arus dan ombak) di tiap lokasi berlawanan satu sama yang lain dan ini sangat dipengaruhi oleh demam isu (seasonal monsoon) yang terjadi di masing-masing daerah. Kadang disatu daerah pada demam berita barat di wilayah tertentu akan terjadi ombak dan arus yang berpengaruh dan suhu air laut (panas atau cuek), sedang di wilayah lain malah terjadi kebalikannya laut damai. Kondisi laut disatu kawasan juga sungguh diputuskan oleh gaya tarik bulan (bulan terang atau gelap). Oleh alasannya itu diharapkan pengamatan yang cermat untuk memilih kapan dan dimana Ikan napoleon akan memijah. Perairan satu dengan perairan yang lain akan berlawanan satu sama yang lain.

Akibat pengaruh penangkapan berlebih untuk perdagangan ikan karang hidup, ikan napoleon mengalami penurunan populasinya di alam. Penangkapan ikan napoleon biasanya menggunakan racun sianida dan merusak ekosistem terumbu karang. Ikan Napoleon ialah ikan yang memerlukan waktu lama untuk mencapai usia matang reproduktif.Ikan napoleon menjadi matang seksual pada usia 5 sampai 7 tahun (pada ukuran 40–60 cm). Ikan Napoloen di Negara Malaysia, dan Filipina ,telah dihentikan ditangkap dan diperdagangkan. Australia melarang semua mengambil dan mempunyai Ikan Napoleon. Indonesia memungkinkan memancing cuma untuk observasi, marikultur, dan memancing rakyat berlisensi.
Penelitian IUCN tahun 2005 di Sulut, Bali, Raja Ampat, dan NTT menunjukan bahwa di habitat yang menerima tekanan (sasaran penangkapan) sungguh tinggi, ikan napoleon sungguh jarang didapatkan, akan namun pada sewaktu ikan tersebut tidak menjadi ikan target nelayan para penyelam masih dapat memperoleh spesies tersebut. Hasil survei membuktikan bahwa tingkat kepadatan napoleon di kangean-Bali hanya 0,04 per ha, Bunaken-Sulut 0, 38 per ha, Raja Ampat 0,86 per ha, NTT 0,18 per ha, maratua 0,15 per ha, Banda 1,6 per ha. Menurut Sadovy dalam pemaparannya, balasan pengaruh penangkapan berlebih untuk jual beli ikan karang hidup, ikan napoleon rentan (vulnerable) mengalami kepunahan. Oleh International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), ditetapkan ikan Napoleon sebagai salah satu ikan yang dilindungi di dunia alasannya yaitu ikan ini sudah langka dan terancam populasinya di alam.
Pada COP 13 CITES di Bangkok, Thailand pada tanggal 2 – 14 Oktober 2004 negara-negara anggota CITES telah menyepakati untuk memasukan jenis ikan ini kedalam Appendiks II CITES dan berikutnya dalam pemanfaatannya harus sesuai dengan ketentuan CITES, alasannya adalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sudah meratifikasi CITES sesuai Keputusan Presiden Nomor : 43 Tahun 1978 wacana Pengesahan Convention on International Trade In Endangered Species (CITES) of Wild Fauna and Flora. Dimana pengaturannya di Indonesia dilaksanakan oleh Departemen Kehutanan c.q. Dirjen PHKA selaku otoritas pengurus CITES. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka pemanfaatan Ikan Napoleon Wrasse (Cheilinus undulatus) yang tidak dilindungi undang-undang dan tergolong dalam Appendiks II CITES dalam penatausahaannya dikontrol sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 447/Kpts-II/2003 ihwal Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar, yang ialah peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1990 wacana Konservasi SumberDaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, serta Peraturan Pemerintah Nomor : 8 Tahun 1999 perihal Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar.
![]() | |
Perenang berfoto dengan ikan napoleon berukan besar Google Pictures |
Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_Napoleon
http://bpsplpadang.kkp.go.id/penjabaran-dan-morfologi-napoleon
https://elyanaonna.wordpress.com/2013/12/25/ikan-napoleon-cheilinus-undulatus/
https://pecintasatwa.com/ikan-napoleon-raja-maritim-yang-diambang-kepunahan/
https://anjarelkastylo.wordpress.com/ikan-napoleon/
Sumber Gambar : Search Google Pictures